Minggu, 16 Maret 2008

Belajar Mencintai Dari Cicak

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong diantara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.
Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.
Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.
Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu!
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya....AHHHH!
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.
Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.
Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.
Saya tersentuh ketika membaca cerita ini. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, kekasih, saudara lelaki, saudara perempuan..... Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh apa jarak diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi. JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!!!
Kisah ini berasal dari Jepang

Sabtu, 15 Maret 2008

Belajar Dari Semut



Suatu hari Raja dari kerajaan antah berantah mengajak anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya anaknya sedang asik memandangi sesuatu.
Rasa penasaran raja mendorongnya untuk menghampiri anaknya. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang raja.
"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya sang anak kepada ayahnya.
"Daun itu adalah makanannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab ayahnya.
"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung sang anak. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.
"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu maha adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab ayahnya. "Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya sang ayah.
"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab sang anak.
"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung sang ayah.
"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum `
"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab sang ayah. "Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung sang ayah.
"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengerti." Pinta sang anak.
"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja.
Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."
"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."
"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang ayah.
Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan sang anak. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."
Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut

Jumat, 14 Maret 2008

Bertahan Hingga Menang


Bertahan Hingga Menang
Art Berg adalah atlet berbakat yang memiliki masa depan yang cerah. Ia punya perusahaan konstruksi dan seorang tunangan yang baik dan cantik. Pada suatu hari, ia dalam perjalanan menuju ke rumah tunangannya di Utah untuk menuntaskan acara pernikahan mereka. Karena perjalanan panjang, ia capai dan mengantuk hingga mobilnya menabrak tiang pembatas jalan dan terjun ke jurang. Ia terlempar dari mobil dan jatuh ke tanah dengan leher patah. Akibatnya ia lumpuh dari dada ke bawah dan tidak bisa menggunakan tangan dan kakinya. Dokter berkata ia tidak akan pulih dari kelumpuhan. Teman-temannya menasehatinya agar ia melupakan pernikahannya.
Art Berg takut dan putus asa. Namun ibunya datang dan berbisik, “Nak, hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama.” Karena kata-kata itu, harapannya muncul kembali. Ia berlatih keras hingga akhirnya bisa mandiri. Sebelas tahun kemudian ia kembali memimpin perusahaannya sendiri, bisa menyetir dan melakukan olah raga, serta menikah dengan tunangannya dan punya dua anak. Sekarang ia menjadi pembicara profesional dan penulis buku yang mendorong dan memotivasi banyak orang.
Kadang-kadang sesuatu tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
Jika Anda saat ini mengalami hal itu, jangan putus asa! Hal sulit membutuhkan waktu. Hal mustahil perlu waktu sedikit lebih lama. Tetapi orang yang bertahan sampai akhir akan menang

Rabu, 12 Maret 2008

Siapa Menabur Akan Menuai


Sulaiman dan seorang temannya untuk mengisi acara liburan mengadakan acara mendaki sebuah gunung, ketika mereka sedang berjalan di gunung yang berhawa dingin itu, mereka melihat seorang terbaring menggigil dan mereka segera menghampirinya. Ternyata pria itu terbaring lemah masih hidup dalam keadaan sekarat, karena terdorong oleh rasa kasihan Sulaiman segera bersiap-siap untuk menolong pria tersebut dan membawanya turun, tetapi temannya menolak sambil berkata, "Jika kita membawanya, kita juga akan mati." Tetapi Sulaiman tergerak oleh belas kasihan dan tidak mau membiarkan pria itu mati begitu saja tanpa mencoba untuk menyelamatkannya, temannya mengucapkan selamat tinggal dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Sulaiman menggendong orang itu diatas punggungnya, tanpa disadari, saat berjalan kehangatan tubuhnya mulai menghangatkan tubuh pria itu dan pria itu mulai disegarkan, demikian pula sebaliknya masing-masing tanpa disengaja saling menghangatkan.
Kita tidak akan pernah merasakan kerugian saat kita berusaha menolong orang yang membutuhkan bantuan, sebaliknya tanpa kita harapkanpun dalam keadaan sulit, akan ada orang yang bersdia dan menawarkan bantuan kepada kita. Menolong bukan hanya soal menyelematkan nyawa orang lain, tetapi juga bisa menolong orang lain lewat hal-hal yang kecil dan sederhana. Memberikan tumpangan, memberikan sebagaian harta milik kita untuk membantu orang lain yang membutuhkan, menghibur orang yang sedang susah dll.
Hari ini kita akan bertemu dengan banyak orang, jangan pernah lewatkan untuk memberikan bantuan pada orang yang membutuhkan pertolongan, percayalah bahwa apa yang kita lakukan tidak akan pernah menjadi sia-sia, suatu saat kita akan menerima upah dari apa yang kita lakukan hari ini. Jadi jika kita menolong orang lain, sebenarnya kita sedang menolong diri sendiri.

Ramah dan Ucapan Yang Sopan Menjadi Nilai Tambah


Pada suatu kesempatan saya jalan-jalan di Malioboro untuk membeli pakaian, saya berjalan dari toko yang satu ke toko yang lain karena belum mendapatkan pakaian yang sesuai selera. Ketika memasuki sebuah toko pakaian yang kecil dan penataannya menurutku agak asal-asalan,tanpa sengaja aku melihat pemandangan dan pembicaraan yang agak menarik sepertinya sedang terjadi sedikit pertengkaran antara calon pembeli seorang ibu dan anak gadisnya dengan pemilik toko. Sambil pura-pura mencari baju saya ikuti apa yang menjadi sebab pertengkaran, ternyata si pemilik toko berbicara sedikit melecehkan sehingga si ibu menjadi sakit hati dan marah, tak berapa lama kemudian si ibu beserta anak gadis keluar toko sambil menggerutu bicara "pantesan tokonya sepi pembeli, yang jual gak ramah bicaranya gak sopan, lihat saja toko ini gak bakalan lama pasti bangkrut".
Pepatah mengatakan pembeli adalah raja, artinya pembeli harus dilayani dengan sikap yang ramah dan kata-kata yang manis, sehingga mereka merasa senang membeli produk yang kita tawarkan.
Keramahan dan ucapan yang sopan serta manis akan menjadi nilai tambah bagi seorang pedagang, sehingga produk-produk yang dijualnya dapat laku terjual. Mungkin kita mempunyai merk dan mutu produk yang sama dengan toko-toko di sekitar kita, tetapi sikap yang ramah dan tutur kata yang manis menjadi nilai tambah kita yang akan menarik perhatian para pembeli, jadi kemajuan bisnis kita juga tergantung pada bagaimana kita melayani pelanggan.
Keramahan dan ucapan yang manis serta sopan tidak hanya menjadi nilai tambah di dunia bisnis, tetapi juga sangat berguna dimana saja kita berada, dengan siapa saja kita bertemu.